MAKALAH
FISIOLOGI TUMBUHAN II
“ Pola
Pertumbuhan”
Dosen Pengampu
: Dr. Upik Yelianti, M.Si
OLEH :
KELOMPOK IV
1. Doko
Wibowo (A1C4090 )
2. Halima
Putri N (A1C4090 )
3. Neni
Triyana (A1C409043)
4. Novia
Rosa Isriani (A1C409054 )
5. Nurmawati (A1C409009)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN P.MIPA FKIP UNJA
2011/2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pertumbuhan biologis terjadi dengan dua fenomena yang berbeda antara satu
sama lain. Pertambahan volume sel dan pertambahan jumlah sel. Pertambahan
volume sel merupakan hasil sintesa dan akumulasi protein, organel-organel dan
bahan-bahan penyusun sel yang lain. Sedang pertambahan jumlah sel terjadi
dengan pembelahan sel.
1.2 Tujuan
Bertujuan menyelidiki di mana pemanjangan akar terjadi dan bagaimana sel
pada daerah tumbuh.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian
Pola Pertumbuhan
Secara umum
pertumbuhan berarti pertambahan ukuran karena organisme multisel tumbuh dari
zigot, pertumbuhan itu bukan hanya dalam volume, tapi juga dalam bobot, jumlah
sel, banyaknya protoplasma, dan tingkat kerumitan. Pada banyak kajian,
pertumbuhan perlu di ukur. Teorinya, semua ciri pertumbuhan yang tadi
disebutkan diatas bisa di ukur, tapi ada dua macam pengukuran yang lazim digunakan
untuk mengukur pertumbuhan volume/massa yang bersifat irreversibel. Alat
untuk mengukur pertumbuhan disebut auksanometer (Salisburg, 1995).
Gambar 01.
Auksanometer
Ada dua macam
kejadian yang terjadi pada perkecambahan yakni terjadinya pertumbuhan atau
proses biologis yang terjadi pada makhluk hidup dengan di tandai dengan
pertambahan jumlah dan volume sel, kedua terjadi perkembangan atau proses
kedewasaan menuju ke individu yang lebih matang (Atinirmala, 2006).
Pertumbuhan
pada tumbuhan berlangsung terbatas pada beberapa bagian tertentu. Yang terdiri
dari sejumlah sel yang baru saja di hasilkan melalui proses pembelahan sel pada
meristem. Pertumbuhan mudah dirincikan dengan pembelahan sel meristem .(Ross,
1995).
Pertumbuhan
biologis terjadi dengan dua fenomena yang berbeda antara satu sama lain.
Pertambahan volume sel merupakan hasil sintesa dan akumulasi protein,
organel-organel dan bahan-bahan penyusun sel yang lain. Sedang pertambahan
jumlah sel terjadi dengan pembelahan sel. Pertumbuhan akar tanaman merupakan
hasil dari pertumbuhan jumlah sel dan pertambahan volume sel secara
bersama-sama. Selama proses pembelahan sel, kromatin (DNA dan komplek protein)
terduplikasi, kromatin yang terduplikasi memisah menjadi dua terbagi menjadi
dua bagian yang identik satu sama lain, sel induk terbagi menjadi dua bagian
yang sama, masing-masing setengah bagian. Kegiatan pembelahan sel biasanya
terjadi pada daerah tumbuh dari tanaman (misalnya pucuk tanaman dan ujung akar)
dan binatang (misalnya pada perkembangan embrio dan sumsum tulang punggung).
Pertumbuhan akar merupakan hasil dari pertambahan jumlah sel dan pertambahan
volume sel secara bersama-sama. Pertambahan sel terjadi pada daerah tumbuh
(germinal regions) yang disebut dengan jaringan meristem. Dan dibelakang daerah
tersebut terjadi pertambahan ukuran sel dan terjadi diferensiasi sel hingga
terbentuk sel fungsional .(Roswitawati, 2008).
2.1 Jenis
pertumbuhan
J Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan
yang menyebabkan batang dan akar tumbuhan
bertambah tinggi atau panjang.
Gambar 02. Kecambah
Pada Fase Pertumbuhan Primer
~ Diawali
dengan pembelahan sel di daerah meristem apikal
~ Meristem
apikal terbagi atas 3 daerah yaitu daerah pembelajan, daerah
pemanjangan dan daerah differensiasi.
Gambar 03. Meristem Apikal Pada Batang
~ Teori tentang perkembangan
meristem apikal diterangkan dengan teori
histogen dan teori tunika korpus.
Teori Tunika Korpus
Teori yang
menyatakan bahwa titik tumbuh akar dan batang pada tumbuhan terdiri atas 2 zona
yang terpisah susunannya, yaitu tunika
dan korpus.
Tunika merupak lapisan terluar, yang selanjutnya berkembang menjadi jaringan primer. Korpus adalah bagian pusat titik tumbuh yang memiliki kemampuan membelah ke segala arah. Teori tunika korpus dikemukakan oleh ahli botani Schmidt.
Tunika merupak lapisan terluar, yang selanjutnya berkembang menjadi jaringan primer. Korpus adalah bagian pusat titik tumbuh yang memiliki kemampuan membelah ke segala arah. Teori tunika korpus dikemukakan oleh ahli botani Schmidt.
Gambar
04. Tunika Korpus
b. Teori histogen
Titik tumbuh
akar dan batang pada tumbuhan disebut dengan histogen. Histogen terdiri dari
plerom (bagian pusat akar dan batang yang akan menjadi empulur dan fasis),
germatogen (Lapisan terluar yang akan menjadi epidermis) dan periblem (lapisan
yang akan menjadi korteks).
Gambar 05. Histogen
J Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan yang menyebabkan akar dan batang bertambah lebar. Pertumbuhan
ini disebabkan adanya pembelahan pada jaringan meristem
sekunder (meristem lateral).
Ada dua macam meristem lateral yaitu Kambium vaskuler (terletak diantara
xilem dan floem, yang menyebabkan pembelahan sel ke arah dalam membentuk
sekunder, dan membelah ke arah luar membentuk floem sekunder sehingga batang
tambah membesar) dan kambium gabus (disebut juga felogen terletak dibawah
epidermis dekar kolenkima yang berfungsi menebalkan batang, sehingga epidermis
lebih kedap terhadap air).
2.3 Faktor
Internal yang mempengaruhi pertumbuhan
1. Genetik (hereditas)
Gen adalah
faktor pembawa sifat menurun yang terdapat dalam sel makhluk hidup. Gen bekerja
untuk mengkodekan aktivitas dan sifat yang khusus dalam pertumbuhan dan
perkembangan
2. Enzim
Enzim merupakan suatu makromolekul (protein) yang mempercepat suatu reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup(Biokatalisator). Suatu rangkaian reaksi dalam tubuh makhluk hidup tidak dapat berlangsung hanya melibatkan satu jenis enzim.Perbedaan jenis gen menyebabkan terjadinya perbedaan respons pertumbuhan terhadap kondisi lingkungan yang sama
Enzim merupakan suatu makromolekul (protein) yang mempercepat suatu reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup(Biokatalisator). Suatu rangkaian reaksi dalam tubuh makhluk hidup tidak dapat berlangsung hanya melibatkan satu jenis enzim.Perbedaan jenis gen menyebabkan terjadinya perbedaan respons pertumbuhan terhadap kondisi lingkungan yang sama
3. Hormon
(fitohormon)
Hormon merupakan zat pengatur
tumbuh, yaitu molekul organik yang dihasilkan oleh satu bagian tumbuhan dan
ditransportasikan ke bagian lain yang dipengaruhinya.Hormon dalam konsentrasi
rendah menimbulkan respons fisiologis. Terdapat 2 kelompok hormon yaitu :
a. Hormon pemicu pertumbuhan (auksin, Giberelin
dan sitokinin)
b. Hormon penghambat pertumbuhan
(asam absisat, gas etilen, hormon kalin dan asam traumalin.
× Hormon Auksin
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : Fritz Went (peneliti asal belanda)
Objek penelitian : Rumput (Avena sativa)
Hasil penelitian : mengekstraks
zat pengatur fototropisme pada tumbuhan rumput
Kesimpulan : auksin banyak
diproduksi di jaringan meristem. Kadar auksin dipengaruhi oleh cahaya matahari,
dan auksin mempengaruhi percepatan
pembelahan sel pada daerah meristem apikal.
Struktur Auksin
Struktur yang paling dikenal adalah IAA (Indol Acetik acid), yang mirip dengan asam amino triptophan. Aktivitasnya dihambat oleh cahaya matahari. Auksin disintesis di meristem apikal, daun-daun muda dan biji.
Struktur Auksin
Struktur yang paling dikenal adalah IAA (Indol Acetik acid), yang mirip dengan asam amino triptophan. Aktivitasnya dihambat oleh cahaya matahari. Auksin disintesis di meristem apikal, daun-daun muda dan biji.
Fungsi Hormon Auksin
Merangsang pemanjangn sel pada daerah titik tumbuh,Merangsang pembentukkan akar,Merangsang pembentukkan buah tanpa biji (partenokarpi),Merangsang differensiasi jaringan pembuluh, Merangsang absisi ( pengguguran pada daun)
Berperan dalam dominansi apikal.
Merangsang pemanjangn sel pada daerah titik tumbuh,Merangsang pembentukkan akar,Merangsang pembentukkan buah tanpa biji (partenokarpi),Merangsang differensiasi jaringan pembuluh, Merangsang absisi ( pengguguran pada daun)
Berperan dalam dominansi apikal.
2. Hormon Giberelin
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : Ewiti. Kurosawa
Objek penelitian : Tanaman padi (Oryza sativa) yang terkena penyakit foolish seedling (tanaman pucat dan luar biasa panjang) dan jamur Gibberella fujikuroi
Hasil penelitian : mengisolasi giberelin dari jamur Gibberella fujikuroi, yang diberi nama giberelin (GA/Giberelic acid)
Kesimpulan : pemanfaatan giberelin secara umum menyebabkan pertumbuhan raksasa
Fungsi Giberelin
Merangsang pemanjangan batang dan pembelahan sel
Merangsang perkecambahan biji
Memecah dormansi biji
Merangsang pembungaan dan pembuahan
3. Hormon Sitokinin
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : Van Overbeek
Objek penelitian : pertumbuhan embrio dan air kelapa muda
Hasil penelitian : mengisolasi zat yang menyebabkan pembelahan sel (sitokinesis) yang disebut kinetin
Jenis : Kinetin, Zeatin (pada jagung) benzil amino purin
Kesimpulan : pemanfaatan sitokinin secara umum menyebabkan pertumbuhan tunas-tunas samping (lateral) sehingga tanaman menjadi rimbun
Fungsi Sitokinin
Bersama auksin, dan giberelin merangsang pembelahan dan pemanjangan sel
Menghambat dominansi apikal oleh auksin
Merangsang pertumbuhan kuncup lateral
Merangsang pemanjangan titik tumbuh
Mematahkan dormansi biji serta merangsang pertumbuhan embrio
Merangsang pembentukan akar cabang
Menghambat pertumbuhan akar adventive
Menghambat proses penuaan (senescence) daun, bunga dan buah dengan cara mengontrol proses kemunduran yang menyebabkan kematian sel-sel daun
4.Hormon Asam Absisat (ABA)
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : P.F. Wareing dan F.T. Addicott
Objek penelitian : buah kapas
Hasil penelitian : Mendorong terjadinya perontokkan (absisi) pada tumbuhan
Jenis : Kinetin, Zeatin (pada jagung) benzil amino purin
Kesimpulan : hormon yang menyebabkan kerontokan ada saun dan buah
Fungsi Hormon Asam Absisat (ABA)
Mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan di daerah titik tumbuh
Memacu pengguguran daun pada saat kemarau untuk mengurangi penguapan air
Membantu menutup stomata daun untuk mengurangi penguapan
Mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan sel bahkan menghentikannya
Memicu berbagai jenis sel tumbuhan untuk menghasilkan gas etilen
Memacu dormansi biji agar tidak berkecambah
5. Hormon gas etilen
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : R. gene (1934)
Objek penelitian : buah yang masak
Hasil penelitian : Gas etilen mempercepat pemasakan buah
Jenis : hormon tumbuhan yang berbentuk gas
Kesimpulan : Pembentukkan gas etilen dipengaruhi oleh O2 dan dihambat oleh CO2
Fungsi hormon gas etilen
Mempercepat pematangan buah
Menghambat pemanjangan akar, batang dan pembungaan
Menyebabkan pertumbuhan batang menjadi kokoh dann tebal
Merangsang proses absisi
Interaksi antara etilen dengan auksin memacu proses pembungaan
Interaksi antara etilen dengan giberelin mengontrol rasio bunga jantan dengan bunga betina pada tumbuhan monoceus
6. Hormon Luka/Kambium luka/Asam traumalin
Hormon yang merangsang sel-sel daerah luka menjadi bersifat meristematik sehingga mampu mengadakan penutupan bagian yang luka
Vitamin B12 9riboflavin), piridoksin (vit. B6) asam ascorbat (vit. C), thiamin (vitamin B1), asam nikotinat merupakan jenis vitamin yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan pertumbuhan dan perkembangan
Vitamin berperan sebagai kofaktor
7. Hormon Kalin
Dihasilkan pada jaringan meristem.
Memacu pertumbuhan organ tubuh tumbuhan
Jenisnya adalah:
a. Fitokalin : memacu pertumbuhan daun
b. Kaulokalin: memacu pertumbuhan batang
c. Rhizokalin: memacu pertumbuhan akar
d. Anthokalin: memacu pertumbuhan bunga dan buah
Florigen hormon tumbuhan yang khusus merangsang pembentukan bunga
Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
1. Unsur hara
Penemu : Ewiti. Kurosawa
Objek penelitian : Tanaman padi (Oryza sativa) yang terkena penyakit foolish seedling (tanaman pucat dan luar biasa panjang) dan jamur Gibberella fujikuroi
Hasil penelitian : mengisolasi giberelin dari jamur Gibberella fujikuroi, yang diberi nama giberelin (GA/Giberelic acid)
Kesimpulan : pemanfaatan giberelin secara umum menyebabkan pertumbuhan raksasa
Fungsi Giberelin
Merangsang pemanjangan batang dan pembelahan sel
Merangsang perkecambahan biji
Memecah dormansi biji
Merangsang pembungaan dan pembuahan
3. Hormon Sitokinin
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : Van Overbeek
Objek penelitian : pertumbuhan embrio dan air kelapa muda
Hasil penelitian : mengisolasi zat yang menyebabkan pembelahan sel (sitokinesis) yang disebut kinetin
Jenis : Kinetin, Zeatin (pada jagung) benzil amino purin
Kesimpulan : pemanfaatan sitokinin secara umum menyebabkan pertumbuhan tunas-tunas samping (lateral) sehingga tanaman menjadi rimbun
Fungsi Sitokinin
Bersama auksin, dan giberelin merangsang pembelahan dan pemanjangan sel
Menghambat dominansi apikal oleh auksin
Merangsang pertumbuhan kuncup lateral
Merangsang pemanjangan titik tumbuh
Mematahkan dormansi biji serta merangsang pertumbuhan embrio
Merangsang pembentukan akar cabang
Menghambat pertumbuhan akar adventive
Menghambat proses penuaan (senescence) daun, bunga dan buah dengan cara mengontrol proses kemunduran yang menyebabkan kematian sel-sel daun
4.Hormon Asam Absisat (ABA)
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : P.F. Wareing dan F.T. Addicott
Objek penelitian : buah kapas
Hasil penelitian : Mendorong terjadinya perontokkan (absisi) pada tumbuhan
Jenis : Kinetin, Zeatin (pada jagung) benzil amino purin
Kesimpulan : hormon yang menyebabkan kerontokan ada saun dan buah
Fungsi Hormon Asam Absisat (ABA)
Mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan di daerah titik tumbuh
Memacu pengguguran daun pada saat kemarau untuk mengurangi penguapan air
Membantu menutup stomata daun untuk mengurangi penguapan
Mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan sel bahkan menghentikannya
Memicu berbagai jenis sel tumbuhan untuk menghasilkan gas etilen
Memacu dormansi biji agar tidak berkecambah
5. Hormon gas etilen
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : R. gene (1934)
Objek penelitian : buah yang masak
Hasil penelitian : Gas etilen mempercepat pemasakan buah
Jenis : hormon tumbuhan yang berbentuk gas
Kesimpulan : Pembentukkan gas etilen dipengaruhi oleh O2 dan dihambat oleh CO2
Fungsi hormon gas etilen
Mempercepat pematangan buah
Menghambat pemanjangan akar, batang dan pembungaan
Menyebabkan pertumbuhan batang menjadi kokoh dann tebal
Merangsang proses absisi
Interaksi antara etilen dengan auksin memacu proses pembungaan
Interaksi antara etilen dengan giberelin mengontrol rasio bunga jantan dengan bunga betina pada tumbuhan monoceus
6. Hormon Luka/Kambium luka/Asam traumalin
Hormon yang merangsang sel-sel daerah luka menjadi bersifat meristematik sehingga mampu mengadakan penutupan bagian yang luka
Vitamin B12 9riboflavin), piridoksin (vit. B6) asam ascorbat (vit. C), thiamin (vitamin B1), asam nikotinat merupakan jenis vitamin yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan pertumbuhan dan perkembangan
Vitamin berperan sebagai kofaktor
7. Hormon Kalin
Dihasilkan pada jaringan meristem.
Memacu pertumbuhan organ tubuh tumbuhan
Jenisnya adalah:
a. Fitokalin : memacu pertumbuhan daun
b. Kaulokalin: memacu pertumbuhan batang
c. Rhizokalin: memacu pertumbuhan akar
d. Anthokalin: memacu pertumbuhan bunga dan buah
Florigen hormon tumbuhan yang khusus merangsang pembentukan bunga
Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
1. Unsur hara
Kebutuhan unsur hara untuk proses
pertumbuhan dan perkembangan:
a. Unsur makro
a. Unsur makro
b. Unsur hara yang dibutuhkan
dalam jumlah banyak: C, H, O, N, S, P K, S, Ca, dan Mg.
c. Unsur hara yang dibutuhkan
dalam jumlah sedikit: Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo, Cl dan Ni
d. Unsur karbon diambil tumbuhan
dalam bentuk CO2
e. Unsur hidrogen diambil
tumbuhan dalam bentuk H2O
f. Oksigen diambil tumbuhan
dalam bentuk CO2. H2O dan O2
g. Unsur C, H, dan O merupakan
unsur utama penyusun Karbohidrat, lemak dan protein
Gejala Kekurangan unsur hara disebut defisiensi
Gejala Kekurangan unsur hara disebut defisiensi
2. Suhu
Pertumbuhan dan perkembangan
dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang baik untuk
pertumbuhan adalah suhu optimum. Pertumbuhan dan perkembangan
akan terhambat bila berada pada suhu minimum dan maksimum
Vernalisasi adalah peningkatan perkecambahan atau pembungaan oleh suhu rendah. Istilah vernalisasi diperkenalkan oleh Trofim Denisovich Lysako tahun 1920
3.Kelembaban
Vernalisasi adalah peningkatan perkecambahan atau pembungaan oleh suhu rendah. Istilah vernalisasi diperkenalkan oleh Trofim Denisovich Lysako tahun 1920
3.Kelembaban
Kelembaban tanah dan kelembaban
udara mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tanah yang
lembab dan udara yang kering mempercepat pertumbuhan dan perkembangan.
4.Cahaya
4.Cahaya
Cahaya (merah, biru, nila dan
violet) berperan sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis. Pertumbuhan
kecambah ditempat yang teduh akan
berlangsung cepat, tetapi abnormal. Daun tanaman yang terkena
cahaya lebih kecil dan mesofilnya lebih tebal dibandingkan yang sedikit
mendapat cahaya.
Stomata tanaman yang terkena cahaya ukurannya kecil dengan jumlah yang banyak dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya. Akar tanaman yang terkena cahaya lebih lebat dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya.
Efek fotoperiodisme, merupakan respon tumbuhan terhadap panjang pendek sinar matahari. Fotoperiodisme pada tumbuhan dikendalikan oleh fitokrom.
Stomata tanaman yang terkena cahaya ukurannya kecil dengan jumlah yang banyak dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya. Akar tanaman yang terkena cahaya lebih lebat dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya.
Efek fotoperiodisme, merupakan respon tumbuhan terhadap panjang pendek sinar matahari. Fotoperiodisme pada tumbuhan dikendalikan oleh fitokrom.
Berdasarkan
respon tumbuhan terhadap panjang pendeknya waktu penyinaran,
tumbuhan dibedakan atas:
a) Tumbuhan hari pendek (short day plant)
a) Tumbuhan hari pendek (short day plant)
Tumbuhan yang berbunga ketika siang hari kurang dari 12 jam.
b) Tumbuhan hari panjang (long day plant)
b) Tumbuhan hari panjang (long day plant)
Tumbuhan yang berbunga ketika siang hari lebih panjang dari 12 jam.
c) Tumbuhan hari netral (neutral day plant)
c) Tumbuhan hari netral (neutral day plant)
Tumbuhan yang berbunga tidak
dipengaruhi oleh panjang pendeknya penyinaran matahari.
5. Air
5. Air
Air merupakan senyawa yang
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Air sebagai pelarut unsur
hara dalam tanah, dan memelihara temperatur tanah.. Pertumbuhan berlangsung
efektif pada malam hari, karena kandungan air dalam tumbuhan lebih tinggi dari
pada siang hari
6. pH
6. pH
pH sangat berpengaruh pada
proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Pada kondisi pH normal, kandungan unsur-unsur yang diperlukan seperti Ca, Mg, P dan K cukup tersedia. pH asam memiliki kandungan unsur Al, Mo, Zn yang dapat meracuni tumbuhan.
Pada kondisi pH normal, kandungan unsur-unsur yang diperlukan seperti Ca, Mg, P dan K cukup tersedia. pH asam memiliki kandungan unsur Al, Mo, Zn yang dapat meracuni tumbuhan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar